Beranjak bersama harapan kabut dan impian embun di ujung daun

Matahari terlihat enggan mengeluarkan diri dari dekapan sang malam. Berlahan membuka mata besarnya, mata kehidupan semesta, cahaya untuk dunia berkabut, kabut yang menyelimuti sedih dah haru embun di ujung daun. Bersama harapan menuntun keinginan di hari ini. Bagai sosok ibu yang tak henti membela cita-cita anak terkasihnya.

Pagi ini bukan tentang apa yang ku rencanakan, melainkan apa yang telah ia rencanakan. Aku tidak sedang berambisi memang, karna kejadian itu (3tahun lalu) membuat semuanya berubah. Terutama pada apa yang bisa ku perbuat sekarang. .. Oh tidak tidak, maksud saya akan kuperbuat sekarang.

Danau baning terlihat tenang pagi ini, tentusaja dengan kabut tipis melayang di atas airnya, dan di sebelah timur danau terlihat banyangan kuning matahari yang masih malu, tak buyar diriak air danau.
Perahuku bergoyang bersama irama air yang tertiup angin. Seolah melambai, memanggil dengan sapaan yang bersahaja. Meski kokohnya tak lagi gagah, cat hijau dan merah di sisi luar yang mulai memudar, dan luka gores pada badannya yang memperlihatkan pengalaman pahit dan getir, semua itu tak membuat ia membenci kehidupan.

Kudekati prahu ku itu, kulepaskan ikatan dari pada pohon yang menahan dan menjaganya semalam. Prahu memang tak pernah liar, prahu tak pernah buas, tak pernah prahu merusak tatanan yang ada. Ikatanku menjadikannya satu lingkaran kebenaran terhadap kediriannya untuk kita jaga. Menjaganya dari terpaan angin danau, gelombang air penghasut, dan mungkin tempaan hujan yang dapat menggoyahkannya dengan mudah.

Dua dayung kecil ku gerakkan, mengayun,  mengepakkan air, mendorong prahu menuju sebrang danau, bagian utara. Tempat penangkaran ikan milik tuan kasim. Saudagar terkaya danau banning. Penggerak keserakahan, pelopor kerusakan, pendosa paling mulia danau banning. Jalas dia bisa kapan saja melenyapkan harapan matahari pagi, keinginan dari tangan-tangan kecil, dan impian yang tercermin dalam embun di ujung daun. Nyaris tak ada lagi harapan bagi embun menikmati hijau daun yang ia singgahi.

Bersambung....
Tags

Post a Comment

0 Comments
* Mohon Jangan Spam Disini. Semua Komentar ditinjau oleh Admin

News

iklan banner